Teladan seorang Yusuf

Teladan seorang Yusuf

Dalam kitab Perjanjian Lama, siapa yang tidak mengenal tokoh yang satu ini? Ya, ia adalah Yusuf, anak emas Yakub dari Rahel. Yusuf lahir di masa tua Yakub. Yakub sangat menyayangi Yusuf lebih dari saudara-saudaranya yang lain sehingga ia membuatkan Yusuf jubah mahaindah (Kejadian 37:3). Itulah yang menjadi alasan saudara-saudara Yusuf membenci dia. Selain itu, Yusuf juga dibenci oleh saudara-saudaranya karena mimpinya. Saat masih belia, usia 17 tahun, Yusuf telah menerima visi Tuhan melalui mimpi. Ada dua mimpi Yusuf.
Yang pertama adalah mimpi Yusuf tentang berkas-berkas gandum Yusuf yang tegak berdiri, lalu datanglah berkas-berkas gandum saudaranya yang lain dan sujud menyembah berkas-berkas gandum Yusuf. Kedua, mimpi tentang matahari, bulan, dan sebelas bintang yang menyembah Yusuf. Mimpi-mimpi itu membuat saudara-saudaranya semakin membenci Yusuf. Puncak dari kebencian saudara-saudara Yusuf adalah pada saat Yusuf diminta ayahnya untuk melihat saudara-saudaranya yang sedang berada di padang untuk menggembalakan kambing domba. Setelah bertemu dengan saudara-saudaranya, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur yang kering, lalu dijual kepada orang Ismael dan dibawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak.
Di Mesir, ia dibeli oleh seorang perwira bernama Potifar. Yusuf diberkati Tuhan sehingga ia menjadi kesayangan di rumah Potifar dan mendapat kepercayaan untuk mengurus segala yang ada di rumahnya. Namun, itu bukan berarti kehidupan Yusuf di rumah Potifar tanpa masalah. Ia difitnah oleh istri Potifar sehingga ia dimasukkan ke dalam penjara istana. Di dalam penjara, ia mendapat kepercayaan untuk menjadi penjaga di penjara itu. Saat tinggal di penjara, ia bertemu dengan juru minum dan juru roti raja yang masing-masing mendapatkan sebuah mimpi. Mimpi mereka diartikan dengan tepat oleh Yusuf. Singkat cerita, juru minum raja dikembalikan ke jabatannya semula, tetapi juru roti dihukum mati, sesuai dengan tafsiran mimpi yang Yusuf sampaikan. Sesudah dua tahun berlalu, Firaun bermimpi dan mempertanyakan arti mimpi tersebut. Juru minum teringat akan Yusuf dan menyampaikannya kepada raja. Kemudian, Firaun pun memanggil Yusuf dan Yusuf berhasil menafsirkan mimpi sang raja. Akhirnya, Yusuf menjadi orang kedua di Mesir. Setelah datang bencana kelaparan, bertemulah Yusuf dengan saudara-saudaranya. Dan, saat itulah, Yusuf menyatakan bahwa ia sudah mengampuni saudara-saudaranya, hingga saudara-saudara Yusuf sujud di hadapannya.
Begitulah kisah seorang Yusuf. Sebagai anak muda, kita pasti bisa belajar banyak dari sikap dan karakter yang ditunjukkan Yusuf. Setiap proses yang Tuhan berikan telah membentuk Yusuf menjadi pribadi yang sanggup berkontribusi bagi bangsanya. Mari kita belajar dari sikap dan karakter Yusuf.
1. Takut akan Tuhan
Sikap ini ditunjukkan oleh Yusuf ketika ia menjadi budak di rumah Potifar. Saat ia digoda oleh istri Potifar, ia segera berlari meninggalkan istri Potifar. Ia berusaha untuk hidup kudus dan senantiasa menjaga kekudusannya di hadapan Tuhan. Hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah menjadi kerinduan utama Yusuf dalam hidupnya.
2. Mengasihi dan Mengampuni
Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap keluarganya. Sekalipun ia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, ia tetap mengampuni mereka. Yusuf bahkan senang karena bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Ia juga mengasihi bangsanya sehingga berusaha menolong mereka untuk keluar dari bencana kelaparan yang terjadi saat itu.
3. Mengandalkan Tuhan
Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan sehingga Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal yang dikerjakannya. Tuhan menjadi satu-satunya Pribadi yang selalu hadir dalam hidup Yusuf setelah ia dijual ke Mesir. Hubungan Yusuf dengan Tuhan semakin intim sehingga memampukannya berserah kepada Tuhan dalam menjalani hari lepas hari. Bahkan, Yusuf difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh melakukan hal yang tidak senonoh kepada istri majikannya, Potifar. Ketidakadilan ini diterima oleh Yusuf, dan Tuhan memberkati Yusuf sehingga di dalam penjara pun ia menjadi kesayangan kepala penjara.
4. Bertanggung Jawab
Karakter bertanggung jawab dapat kita temui dalam hidup Yusuf. Saat melakukan tugasnya, ia selalu melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga ia diangkat menjadi kepala rumah tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir. Sikap tanggung jawab ini juga yang akhirnya membawa Yusuf bertemu dengan keluarganya.
Sikap dan karakter yang dimiliki Yusuf ini menjadi teladan yang pantas kita contoh. Banyak di antara kita, remaja dan pemuda, masih bimbang dalam mencari identitas diri, tetapi melalui artikel ini kita diajarkan dan ditunjukkan bagaimana sikap yang harus kita miliki. Karakter Yusuf di atas setidaknya membuka mata kita untuk mempunyai hidup yang berkenan kepada Allah dan memancarkan karakter Kristus dalam kehidupan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar dasar menjadi Hacker

KISAH NABI YUNUS

kisah Nabi Daud